model model belajar

Aku berdiskusi dengan temanku tentang model model yang bisa kuterapkan pada anakku di sekolah. Ada beberapa macam model belajar yang kuketahui, belum secara mendalam sih, ibarat laut, pengetahuanku baru sebatas di permukaan aja. Secara sepintas akan aku tuliskan disini

a. Teori konvensional

Model belajar ini dianggap sudah ketinggalan jaman banget. Yang menjadi ciri khas dari model ini adalah guru menjadi pusat informasi dimana guru yang akan memberikan semua pengetahuan dan murid menerima apa yang diajarkan oleh guru. Dengan kata lain, tidak adanya keaktifan dari murid untuk mengembangkan pengetahuannya.

banyak orang yang mengatakan bahwa model ini sudah sangat kuno tapi banyak juga dari kita yang lupa… well… kita juga adalah hasil dari model belajar yang seperti ini :p (what im trying to say is…. dont judge this method too much…. cos it means that we judge ourself)

b. Teori behavioris

di awal tahun ajaran, sebelum aku mengenal anak-anakku, aku dengan jujur mengatakan…. aku ingin menerapkan metode ini.

metode ini adalah metode mengubah perilaku sesuai dengan yang kita inginkan melalui pembiasaan. tentu saja, sebagai seorang guru, pembiasaan yang kuinginkan bukan pembiasaan yang negatif, teapi kepatuhan terhadap instruksi yang kuberikan dalam mengajar.

tokoh terkenal yang mengenalkan metode ini bernama Ivan Pavlov dan BF Skinner. keduanya memiliki landasan yang sama yakni tentang memodifikasi perilaku, tetapi ada perbedaan diantara keduanya. Experimen Pavlov menggunakan anjing dimana anjing akan memiliki kebiasaan baru setelah melalui pembiasaan yang dikondisikan kepadanya. kritik terhadap pavlov adalah bahwa hal itu hanya dapat dilakukan untuk objek yang pasif. sementara itu skinner dengan operant conditioningnya ditujukan untuk objek yang lebih aktif. Percobaan Skinner dilakukan dengan menggunakan burung dara dimana burung dara akan memiliki kebiasaan yang berbeda setelah melalui pengkondisian tertentu.

setelah aku mengenal anak-anakku… well… aku mengatakan bahwa teori ini sangat rugi kalau diterapkan. Menurutku, modifikasi perilaku akan baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari hari, tetapi jika diterapkan dalam kegiatan belajar, hal ini malah akan menghambat pengetahuan mereka. mereka hanya akan mendapatkan pengetahuan sebatas yang diajarkan dan g lebih dari itu.

c. teori konstruktivis

teori ini berkembang cukup pesat dan banyak digunakan untuk model pendidikan alternatif. aku menyebut alternatif disini karena merujuk pada masih banyaknya sekolah yang menerapkan model konvensional.

teori ini menjadikan siswa sebagai pusat dimana mereka akan mengkonstruksikan pengetahuan mereka. teori ini menuntut peran aktif siswa dan guru disini banyak berperan sebagai fasilitator, inspirator, tetapi bukan satu satunya sumber ilmu apalagi sumber kebenaran.

dulu aku memahami teori ini sebagai hal yang memudahkan guru karena yang dituntut didalam proses belajar adalah peran aktif siswa. guru menjadi seorang fasilitator yang membuka jalan atau bagaikan tirai, menyingkapkan sedikit tirai pengetahuan kepada anak didiknya untuk kemudian anak didiknya sendiri yang membuka seluruh tirai dan menyingkapkan apa yang ada di balik tirai itu.

tapi aku salah. walaupun siswa dituntut untuk berperan aktif, tetapi guru tetap harus memiliki pengetahuan yang memadai. jika tidak, maka konsep dasar yang diajarkan oleh guru bisa jadi bumerang bagi muridnya. well… guru juga harus benar benar menguasai konsep dari apa yang akan diajarkan.

Kurikulum 2013

Teori konstruktif ini sendiri juga mempunyai metode yang beragam. Jika kita melihat pada pola pendidikan di luar negeri, terutama pada video video pendidikan yang bisa kita lihat di you tube atau google, banyak sekali yang merupakan implementasi dari teori ini. Sungguh menarik melihat pola pengajaran yang mereka lakukan di kelas. Semua siswa terlihat senang untuk belajar dan mereka menikmati proses belajar di sekolah.

Ketika aku mengikuti diklat pelatihan kurikulum 2013 untuk kelas 1, aku melihat adanya niatan baik dari pemerintah untuk merubah wajah dunia pendidikan kita. Aku menangkap adanya usaha dari pemerintah untuk membangun budaya pendidikan dengan pola konstruktifis. Tutorku saat itu menyebutnya sebagai “metode saintifik”

Banyak guru yang mengeluhkan mengenai perubahan kurikulum yang dianggap “ga jelas” ini. Well… mungkin terlihat “g jelas” bagi mereka yang masih sangat baru dalam melihat ini. tetapi setidaknya usaha pemerintah itu perlu kita apresiasi. Dalam kurikulum 2013, guru diminta untuk dapat merubah mindsetnya tentang cara mengajar. Jika selama ini mereka berkutat pada buku, dan banyak memberi tugas dari buku serta tidak menggunakan media yang menarik dan dekat dengan keseharian anak, maka pengetahuan anak akan tetap berada pada level yang rendah dan ini berbanding terbalik dengan kemajuan jaman yang makin pesat.

Well… aku percaya pada setiap niat baik, termasuk niat baik pemerintah. Aku percaya pada yang namanya pengharapan, dan aku percaya bahwa pengharapan akan wajah dunia pendidikan indonesia yang membaik itu bukan hanya impian. Modalnya cuma satu, keterbukaan kita untuk menerima dan mengubah kebiasaan kita. Jokowi menyebutnya sebagai “revolusi mental”

 

 

Published by Shanti

dream big and no regrets

Leave a comment